Minggu, 29 Juli 2012

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 2012 Melambat


Pemerintah berencana untuk mengusulkan revisi asumsi makro dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Perubahan tahun 2012. Dalam asumsi kali ini, pertumbuhan ekonomi Indonesia dikoreksi dari 6,7 persen menjadi 6,5 persen.
Asumsi makro lain yang akan dikoreksi pemerintah adalah tingkat inflasi pada 2012 yang ditargetkan mencapai 7 persen. 
Armida mengatakan, dengan koreksi asumsi pertumbuhan ekonomi dan inflasi tersebut, pemerintah perlu memberikan kompensasi kepada masyarakat untuk meredam dampak langsung kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi. Rencananya ada dua bentuk kompensasi yang diberikan oleh pemerintah yaitu terkait dampak langsung dan dampak tidak langsung.
Kompensasi berdampak langsung seperti dialami angkutan umum, akan diberikan melalui penambahan anggaran public service obligation (PSO) agar tarif angkutan umum tidak naik. Dan untuk dampak tidak langsung, pemerintah akan menyiapkan beasiswa bagi anak-anak keluarga miskin yang tidak akan dibairkan putus sekolah karena kenaikan harga BBM. Kompensasi ini sedang disiapkan pemerintah yang akan dimasukkan dalam RAPBN-P 2012 dan akan dibahas di DPR.


Sumber:
http://www.wirausahawanonline.com/pertumbuhan-ekonomi-indonesia-2012-melambat

Senin, 16 Juli 2012

8 Persoalan Ketenagakerjaan Menurut Didik Rachbini

8 Persoalan Ketenagakerjaan Menurut Didik Rachbini:
Seorang pengamat ekonomi Didik J. Rachbini coba menyoroti masalah perburuhan dari secara lebih umum. Ada delapan pokok permasalahan yang menurut Didik bersumbangsih terhadap kehidupan kalangan pekerja yang masih di bawah standar. 


Berikut adalah 8 persoalan ketenagakerjaannya:
1. Masalah pertama yaitu, jumlah pengangguran terbuka menurun, namun jumlah penganggur terselubung naik. Jumlah pengangguran terbuka mengalami penurunan pada periode 2007 - 2011 dari 10 juta menjadi 7,7 juta. Namun, yang menjadi persoalan adalah jumlah pengangguran terselubung pada periode yang sama justru mengalami peningkatan, dari 30, 91 juta pada 2007 menjadi 37 juta pada 2011.

2. Masalah kedua, terkait dengan kualitas sumber daya manusia Indonesia. Pekerja di Indonesia masih didominasi oleh mereka yang pendidkannya kurang.

3. Masalah ketiga adalah jumlah tenaga kerja di sektor informal jauh lebih besar dibandingkan mereka yang bekerja di sektor formal. Hal ini tak lepas dari banyaknya pekerja yang di-PHK perusahaan. 

4. Poin keempat adalah masalah lemahnya pendidikan kewirausahaan di Indonesia. Tak heran bila jumlah pengangguran terbuka di Indonesia adalah yang terbesar di ASEAN. Banyak tenaga kerja yang setelah di-PHK kesulitan untuk mendapatkan pekerjaan yang layak.

5. Kelima, para lulusan dari bidang pendidikan umum kesulitan untuk menciptakan usaha sendiri

6.  Persoalan keenam adalah mengenai upah minimum yang biasanya tidak sesuai dengan standar hidup yang layak

7.  Persoalan berikutnya mengenai kesejahteraan pekerja akibat upah riil buruh yang menurun. Standar upah minimum yang ditetapkan pemerintah kerap tidak sejalan dengan laju inflasi dan tingkat kebutuhan tenaga kerja

8. Masalah ke delapan adalah biaya siluman lebih besar dari biaya buruh. Itu tentang sogok-menyogok dan biaya birokrasi yg tinggi.