Seorang pengamat ekonomi Didik J. Rachbini coba menyoroti masalah perburuhan dari secara lebih umum. Ada delapan pokok permasalahan yang menurut Didik bersumbangsih terhadap kehidupan kalangan pekerja yang masih di bawah standar.
Berikut adalah 8 persoalan ketenagakerjaannya:
1. Masalah pertama yaitu, jumlah pengangguran terbuka menurun, namun jumlah penganggur terselubung naik. Jumlah pengangguran terbuka mengalami penurunan pada periode 2007 - 2011 dari 10 juta menjadi 7,7 juta. Namun, yang menjadi persoalan adalah jumlah pengangguran terselubung pada periode yang sama justru mengalami peningkatan, dari 30, 91 juta pada 2007 menjadi 37 juta pada 2011.
2. Masalah kedua, terkait dengan kualitas sumber daya manusia Indonesia. Pekerja di Indonesia masih didominasi oleh mereka yang pendidkannya kurang.
3. Masalah ketiga adalah jumlah tenaga kerja di sektor informal jauh lebih besar dibandingkan mereka yang bekerja di sektor formal. Hal ini tak lepas dari banyaknya pekerja yang di-PHK perusahaan.
4. Poin keempat adalah masalah lemahnya pendidikan kewirausahaan di Indonesia. Tak heran bila jumlah pengangguran terbuka di Indonesia adalah yang terbesar di ASEAN. Banyak tenaga kerja yang setelah di-PHK kesulitan untuk mendapatkan pekerjaan yang layak.
5. Kelima, para lulusan dari bidang pendidikan umum kesulitan untuk menciptakan usaha sendiri
6. Persoalan keenam adalah mengenai upah minimum yang biasanya tidak sesuai dengan standar hidup yang layak
7. Persoalan berikutnya mengenai kesejahteraan pekerja akibat upah riil buruh yang menurun. Standar upah minimum yang ditetapkan pemerintah kerap tidak sejalan dengan laju inflasi dan tingkat kebutuhan tenaga kerja
8. Masalah ke delapan adalah biaya siluman lebih besar dari biaya buruh. Itu tentang sogok-menyogok dan biaya birokrasi yg tinggi.
0 comment:
Posting Komentar