PENGARUH KONTRAK MIGAS DALAM APBN
Kesan pertama yang tersirat dari tampilan Menteri ESDM dan wakilnya dimedia masa adalah nuansa yang lebih “nasionalist”
dan tidak jera bila harus berhadapan dengan kenyataan dunia bisnis yang
lebih fragmatis, utamanya terkait dengan industri minyak dan gas bumi.
Belum lama ini dalam Rapat Paripurna DPR,
Badan Anggaran DPR bersama pemerintah sepakat untuk mensahkan
pembahasan RAPBN 2012 menjadi Undang Undang (28/10). Dalam APBN 2012 lifting
minyak disepakati 950 ribu barel perhari. Rincian penerimaan sumberdaya
alam (SDA) tahun 2012 masih didominasi oleh penerimaan minyak dan gas
bumi sebesar Rp 156 triliun. Kendati selama lima tahun terakhir
kontribusi penerimaan SDA migas terhadap total penerimaan negara bukan
pajak (PNBP) rata-rata masih 61,2 persen namun kontribusinya cenderung
terus menurun. Pangsa penerimaan migas terhadap total pendapatan negara (state revenue)
dalam lima tahun terakhir juga menurun, tahun 2006 kontribusi migas
masih 32 persen namun di tahun 2011 diperkirakan hanya tinggal 18
persen.
Menurunnya kontribusi
migas dalam perekonomian nasional, utamanya APBN mencemaskan banyak
kalangan, terobosan strategis perlu dicari dan dikaji oleh pemerintah
baru, walaupun disadari banyak kendalanya utamanya dikaitkan dengan
kepastian hukum dan iklim investasi, namun diyakini bisa dicari jalan
tengah yang dapat diterima semua pihak. Pemerintah dituntut mencari
terobosan untuk mengkatrol penerimaan negara dalam APBN sebagai
kompensasi atas turunnya lifting dalam jangka panjang serta mengurangi beban belanja negara untuk impor minyak dan BBM yang akan semakin meningkat.
Sebagian kalangan melihat model kontrak
bagi hasil migas yang berlaku sekarang dalam beberapa sisi menempatkan
pemerintah RI pada posisi inferior, misalnya dalam tata-waktu penerimaan negara (government take)
sehingga dalam beberapa kasus menempatkan negara menjadi penampung
resiko relatif lebih besar dibanding resiko kontraktor sebagai pelaku
usaha.
Guna membagi porsi resiko agar lebih proporsional sekaligus menjamin penerimaan negara lebih awal dan lebih wajar,
tampaknya pemerintah memerlukan terobosan kontraktual yang elegan dan
kompromistis sehingga dapat diterima oleh pelaku usaha migas dan tidak
berdampak buruk terhadap iklim investasi migas di Indonesia.
https://portal.bpmigas.go.id/web/public/artikel/-/blogs/pengaruh-kontrak-migas-dalam-apbn
1 comment:
Best 3 titanium dog teeth - totanium-arts.com
Best 3 titanium wheels titanium dog teeth. 4. The titanium nose rings best 3 titanium dog titanium tent stove teeth · 5. The best 3 titanium dog teeth · 6. The titanium flat irons best 3 titanium iv chloride titanium dog teeth · 7. The best 3 titanium dog
Posting Komentar